Selasa, 20 Maret 2012

Sate Kambing R. Kumis, Depok

Sate Ayam & Sate Kambing R. Kumis

Belakangan ini saya sedang bersemangat untuk membuat review makanan di Depok supaya nggak bingung lagi kalau ada teman-teman yang tanya tempat makan enak di Depok. Disepanjang jalan Margonda berjejeran ratusan warung makan dan restoran, jadi memilih makanan bisa cukup membingungkan. 

Satu kuliner favorit yang juga legendaris adalah Sate Kambing R. Kumis. Kalo menurut Panda satenya standar, tapi buat saya dan tante sate disini istimewa. Ada beraneka jenis sate di Indonesia, sate R. Kumis ini bisa dibilang termasuk sate Jawa yang cenderung manis.   

Sate R. Kumis, Jl. Margonda, Depok
Warung sate ini menjual dua jenis sate: sate ayam dan sate kambing. Sate Ayam R. Kumis terbuat dari potongan daging ayam yang dibakar diatas arang. Sate kemudian dituangi saus kacang dan dilengkapi potongan bawang merah mentah, tomat dan acar. Tekstur satenya sangat empuk, bercampur dengan saus kacang yang gurih dan manis. Saus kacang biasanya dibuat dari kacang yang diuleg dengan cobek, tapi saus kacang disini dibuat dengan kacang yang diblender hingga lembut. Harga seporsi sate ayam Rp. 20.000, berisi 10 tusuk.  

Sate Kambing saos Kecap
Sate Kambing R. Kumis terdiri dari potongan daging yang sudah dimarinated. Tiap tusuknya disisipi lemak agar tidak mudah gosong ketika dipanggang. Setelah dipanggang satenya dituangi saus kecap manis dan ditaburi irisan bawang merah mentah dan potongan cabe rawit merah-hijau. Penampakan sate ini gelap, mengkilap namun rasanya maknyuss, sekali gigit minta tambah lagi. Tekstur dagingnya empuk dan kenyal, manisnya meresap sampai ke dalam bercampur dengan pedas merica dan cabe rawit. Yang istimewa, tidak tercium aroma "prengus" khas kambing. Harga 15 tusuk sate kambing Rp. 33.000,-.

Kedua sate diatas cocok dimakan bersama nasi ataupun lontong. Bagi penggemar kambing masih ada menu lainnya: sup  kambing dan tongseng yang sayang untuk dilewatkan. Warung sate ini biasanya sangat ramai di malam hari dan agak sulit parkir karena keterbatasan lahan parkir. Kalau melewati Depok, boleh mampir di Sate Kambing R. Kumis di Jalan Margonda.      

Sate Kambing R. Kumis
Jl. Margonda no. 458, Depok

Minggu, 18 Maret 2012

SOTOJI: Soto Jamur Generasi Instan

SOTOJI

Aktivitas blogwalking secara tidak sengaja menuntun saya pada  lomba review produk SOTOJI, Soto Jamur Instan. SOTOJI memang bertujuan untuk memenuhi hasrat penggemar soto dengan cara instan, hanya dalam hitungan menit saja. Sayangnya tidak cukup informasi apakah review ini ditujukan untuk promosi produk atau untuk penyempurnaan produk. Dengan asumsi produk SOTOJI belum beredar secara umum dipasaran, yah saya anggap review ini ditujukan untuk memberikan masukan bagi perbaikan produk.

Packaging
Sekalipun ada ungkapan "dont judge book from it's cover", dalam realita packaging menyumbangkan kontribusi besar dalam memancing niat beli konsumennya. Untuk mereview kemasan (packaging), kriteria yang saya gunakan adalah: kualitas material, labeling, warna dan gambar produk.  

Kualitas material kemasan SOTOJI sangat baik, mengunakan PP 05 yang adalah food grade plastic. Materialnya mengkilat, kuat, rapi dan mudah dibuka serta memberikan image "ekslusif". Kesan ekslusif  menguntungkan karena  sering kali diasosiasikan dengan kualitas produk yang sebanding. Kemasan bumbu juga  baik,  hanya saja tidak bisa langsung disobek. Labeling SOTOJI  juga sangat eye-catching dengan jenis font yang mudah dibaca dan ukuran font yang besar.  

Soto Jamur Instan

Menurut saya, kemasan SOTOJI yang didominasi hijau tua kurang menonjolkan flavour "soto". Warna kemasan berperan dominan dalam menonjolkan pencitraan flavour si produk, sama seperti warna oranye untuk flavour jeruk dan pink untuk stoberi. Memperbanyak komposisi kuning kunyit (khas soto) dan penggunaan warna hijau yang lebih terang akan menonjolkan rasa "soto".     

Sayangnya, gambar yang digunakan kurang menarik. Berdasarkan sample yang saya dapatkan, gambar produk SOTOJI nampak blur. Tekstur sohun tidak jelas, kesan jamurnya kurang menonjol dan tomat muda dengan  semburat hijau telihat sedikit mengganggu.  Meskipun sepele, bagaimanapun gambar produk harus nampak sempurna dan mengundang untuk dicoba.  
 
Taste of Sotoji
Dari 3 sample yang diterima, saya sudah menggunakan 2 diantaranya untuk dicicipi bersama keluarga. Kriteria yang digunakan untuk merivew rasa SOTOJI ini simple saja: aroma, penampakan, tekstur dan rasa. 

1. Aroma. Setelah sohun dicampur dengan bumbunya, aroma soto segera memenuhi dapur. Aroma sotonya sungguh istimewa, soto banget. Sebenarnya aroma jamur goreng yang direbus kurang sedap, tapi masih tercover dengan bau soto yang sangat dominan. 

2. Penampakan. Bagaimanapun Soto dari daerah manapun sangat identik dengan image kuah kekuningan dan sedikit berminyak. Menurut saya, penampakan kuah SOTOJI ini sedikit kurang kuning, agak terlalu bening. Menambahkan sedikit warna kuning alami mungkin akan menambah daya tarik. Terutama karena warna makanan memiliki efek psikologi terhadap persepsi rasa, dan warna kuning memiliki efek merangsang nafsu makan.    

Soto Jamur Instan: ready to eat

3. Tekstur. Saya melakukan dua kali tahapan memasak untuk mendapatkan tekstur sohun yang pas. Percobaan pertama berdasarkan instruksi bahwa sohun dan jamur dimasak selama 2 menit setelah air mendidih, tapi hasilnya keduanya masih terasa kurang matang. Instruksi ini mungkin perlu diuji kembali.  

Percobaan kedua, sohun dan jamur dimasak selama 4 menit. Setelah ditambah waktu perebusan, kekenyalan sohunnya pas untuk saya, al dente, tidak terlalu keras tapi tidak lembek. Sedangkan jamur tiram gorengnya tetap terasa alot.  Mungkin sebaiknya jamur diolah dengan pengeringan oven atau metode lain. Selain merubah warna, penggorengan jamur tiram membuat perubahan tekstur protein dan rasa sehingga jamur terasa alot. 

4. Rasa. Untuk rasa sohun sudah sempurna sedangkan jamurnya butuh perbaikan. Satu porsi SOTOJI sudah mengenyangkan, belum lagi kalau dimakan bersama nasi. Rasa kuahnya sudah soto banget, asinnya sedang dan cocok untuk menjadi pendamping nasi. Gurihnya juga pas. Kalau boleh memberi masukan, mungkin akan lebih kaya rasa kalau diperkuat rasa jeruk nipis yang kecut tapi segar.      


Overall, produk ini sudah oke buat saya dengan catatan perbaikan tekstur dan rasa pada jamur tiram gorengnya. 
PS:
Review produk SOTOJI ini berisi pendapat penulis yang sangat subyektif. Review ini ditujukan untuk memberikan ulasan yang jujur demi kemajuan produk Indonesia yang lebih baik dan berkualitas. Dengan segala kelebihan-kekurangannya, SOTOJI adalah produk inovasi yang harus diapresiasi.  :)  

Kamis, 15 Maret 2012

Menatap Penang dari Bukit Bendera


written by Panda 

Perjalanan DuoPanda kali ini ke negara seberang yang masih satu rumpun dengan Indonesia (melayu). Tujuan yang kita pilih adalah Penang Island, atau biasa disebut Pulau Pinang. Menurut informasi, Penang adalah destinasi  populer di Malaysia, mungkin seperti pulau Bali bagi wisatawan Indonesia. Tidak heran jika di Penang kita akan menemui banyak warga negara Indonesia yang berada disana baik untuk berobat, menjadi tenaga kerja maupun sebagai wisatawan.

Bermodal membaca blog dan bertanya kepada mbah google, kami mendapatkan banyak informasi terkait dengan Penang. Dari kegiatan penting selama setahun, menu makanan wajib coba, tempat makan yang direkomendasikan, sampai peta yang dilengkapi detail nama gang-gang kecil.  Sungguh sesuatu yang menurut saya sangat membantu para wisatawan yang ingin mengunjungi Penang.

Penang Hill aka Bukit Bendera

Pada kesempatan kali ini kami berkesempatan menikmati  Penang secara keseluruhan dari sebuah bukit tertinggi di Penang yang diberi nama Bukit Bendera aka Penang Hill. Akses ke bukit bendera mudah dan nyaman setelah mengunjungi Kek Lok Si Temple, kami naik Rapid Penang no 204. Bus ini mirip Transjakarta namun lebih terawat, nyaman dan bersih. Di perhentian bus ini kami bertemu dengan Ming, seorang solo traveler asal Hongkong yang menuju destinasi yang sama. Bus no. 204 membawa kami hingga sampai pada pemberhentian terakhir, Bukit Bendera. 

Funicular train, Penang Hill
Setelah berada di depan Bukit Bendera, kami disambut pemandangan yang sungguh luar biasa. Bukit yang menjulang tinggi dan hijau, bersih dan tertata dengan rapi untuk menarik minat para wisatawan. Di tengah bukit tampak rel kereta yang menukik tajam hingga ke puncaknya. Wisata alam dipadukan dengan  teknologi canggih untuk menghantarkan wisatawan hingga ke puncak Bukit Bendera

Scenery along the railway
Antrian cukup panjang untuk membeli tiket kereta. Menurut informasi kereta lama telah diganti dengan kereta baru  yang lebih cepat dan lebih modern.  Peluncuran kereta baru, si Funicular train ini berdampak dengan naiknya harga tiket. Harga tiket PP untuk wisatawan domestik adalah RM 8,  dan RM 30 untuk wisatawan asing. Kami harus menunjukkan paspor karena perbedaan harga tiket  ini. Selain tiket, kami mendapatkan stiker untuk ditukarkan dengan sebungkus white nuts di puncak nanti. Kita bertiga (with Ming) mengantri untuk dapat giliran naik Funicular train menuju puncak Bukit Bendera


Bukit Bendera aka Penang Hill

Sebelum menaiki kereta, kami masuk dalam ruangan yang nyaman dan sejuk. Kita dapat melihat perjalanan sejarah model-model kereta di malaysia dan kereta-kereta kuno yang digunakan untuk menghantarkan turis menuju Bukit Bendera. Selain itu kita dapat melihat foto Raja dan Ratu Malaysia bersama dengan pejabat pemerintahan  Malaysia yang disusun dengan rapi di dinding sebelum kita menaiki kereta (salah satu wujud nasionalis yang pantas untuk di tiru, karena foto foto pemerintahan di lokasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan)

Penang Hill with Ming

Tak lama kemudian kereta tiba, fyi, untuk keberangkatan lebih menarik jika duduk paling belakang karena kita dapat menyaksikan perjalanan dari balik kaca. Perjalanan dengan kereta terasa sedikit menyeramkan karena sudut kemiringan mencapai kira kira 50 derajat. Sesampainya di puncak Bukit Bendera kita akan disambut dengan beberapa bendera negara Malaysia yang berkibar tertiup angin. 

Penang Hill Scenery
Dari puncak bukit kita bisa menikmati pemandangan yang menakjubkan. Kita dapat melihat kota Penang, Komtar, jembatan Butterworth dan Georgetown. Waktu itu  ada beberapa pertunjukan dan nyanyian dari anak-anak yang sayangnya menurut pendapat dari kita bertiga kurang menarik. Rupanya hari itu, tanggal 16 September adalah hari perayaan Malaysia Day. Selain pertunjukan ini terdapat konter untuk seni lukis dan tatto. Kami menukar stiker dengan masing-masing sebungkus white nut for free. White nut ini lebih mirip jagung rebus berukuran cukup besar berwarna kuning dan masih panas. Makanan yang cukup menghangatkan kami karena udara di puncak Bukit Bendera lumayan dingin.



free white nut
Selain pemandangan yang menarik kami mendapat sebuah meriam yang sudah berumur dan beberapa kuil yang berada tepat di puncak bukit bendera. Sungguh luar biasa, selain merupakan kawasan wisata Bukit Bendera juga memiliki tempat beribadah. Duduk bertiga dengan menikmati pemandangan di depan kita sambil berpikir menikmati matahari yang sama di belahan bumi yang lain sungguh pengalaman yang luar biasa.

Hindu Temple @Penang Hill

Langit mulai gelap, matahari akan terbenam dan angin bertiup kencang sehingga membuat kami segera undur diri dari Bukit Bendera. Sementara Ming masih ingin tinggal  dan menunggu sunset hingga akhir. Dalam perjalanan pulang kami duduk di kursi terdepan di Funicular train. Menikmati pemandangan menuruni bukit yang sangat curam ternyata cukup menegangkan sekaligus menyenangkan. 


Bukit Bendera (Penang Hill)
Open Hour
06.30 am - 09.00 pm 
HTM
Domestic, RM 4 (children), RM 8 (Adult)
Foreign, RM 15, (children), RM 30 (Adult)


Senin, 12 Maret 2012

Ais Cendol & Ais Kacang ala Penang

Ais Kachang & Teochew Cendul
Penang memiliki dua macam dessert yang sangat populer: Ais Kachang dan Teochew Chendul.  Rasa manis dan dingin membuat es menjadi pilihan yang tepat untuk siang hari yang terik. Setelah mengubek-ubek review dari para food blogger lokal, pilihan kami jatuh pada Penang Road Famous Teochew Chendul & Ice Kachang

Penang Road Famous Teochew Chendul & Ice Kacang

Stall sederhana ini terletak di sebuah gang kecil di Penang Road, Georgetown. Saking populernya, stall ini tidak pernah sepi dari antrian. Padahal kursi yang disediakanpun terbatas hingga banyak yang mesti makan sambil berdiri sementara kendaraan lalu-lalang melintas gang kecil ini. Kabar baiknya, harga es disini sungguh murah. Semangkuk ais cendol dibandrol seharga RM 1.90 dan semangkuk ais kacang seharga RM 2.10. Kalau dikonversi ke rupiah, keduanya seharga kurang dari 7000 rupiah.     

Teochew Chendul (Ais Cendol)

Teochew Chendul atau Ais Cendol  sekilas mirip dengan Es Cendol di Indonesia. Cendolnya terbuat dari tepung hungkwe dengan kuah santan encer, sirup gula Melaka (palm sugar) dan ditambah  kacang merah yang sudah direbus. Rasanya standar, tidak terlalu manis dan kurang wangi dibanding dawet ayu Banjarnegara yang dominan dengan aroma pandan atau nangka dan legitnya gula aren.

Ais Kacang = Ais Batu Campur (ABC)
Ais Kacangnya sungguh istimewa. Ais Kacang disini juga populer dengan sebutan Ais Batu Campur (ABC), barangkali karena isinya macam-macam. Es ini terdiri dari kacang merah, cincau, dan jagung manis, setumpuk serutan es batu yang disiram sirup dan susu kental manis putih. Rasanya? Uenaakkk tenan, seger tenan. Kalau mampir ke Penang jangan lewatkan Ais Kacangnya, totally recommended. :)

Penang Road Famous Cendol & Ice Kacang
Jalan Penang/ Penang Road no. 475, Georgetown
Sebelah Joo Hooi Cafe
Open Hour     11.30 am to 5 pm

Minggu, 11 Maret 2012

Mencicipi Legitnya Durian Penang

Durian

Siapa yang sangka kalau Penang adalah salah satu tempat kultivasi durian terbaik di Malaysia. Durian-durian ini sudah dibedakan berdasarkan varietas dan karakteristiknya. Karena berkunjung di bulan September, kami cukup kesulitan mendapatkan durian.  Perburuan durian di Lorong Susu-Georgetown yang tersohor dengan durian stallnya pun hasilnya nihil.     

Eye catching Durian


Beruntung dalam perjalanan ke Kek Lok Si Temple, mata Panda tiba-tiba terarah pada sesosok kakek dan durian stall sederhana miliknya. Stall ini ada di pinggir jalan dekat Pasar Air Itam. Kalau jodoh memang tidak kemana.

Mouthwatering Panda
Kami kemudian memesan satu buah, dan pasrah membiarkan si kakek yang memilihkannya untuk kami. Ia memilihkan kami durian Ang Hae (Red Prawn) yang katanya adalah durian terfavorit di Penang seharga RM 10 (Rp. 30.000). Durian ini kemudian dibuka dan dipindahkan ke kontainer plastik, then ready to eat!
 
Yummmyy...!


Jujur, kami tidak tahu apakan benar durian yang kami beli ini benar jenis Ang Hae (Red Prawn) atau bukan. Jelasnya setelah dicicipi, durian ini rasanya mantap. Saya cuma dibagi sebutir saja, sisanya dihajar Panda sendirian. Durian ini tingkat kematangan pas, daging tebal, biji kecil, bau agak tajam, rasa manis-legit, lembut, creamy dan tidak terlalu pahit. Worthed to try. Sampai-sampai Panda nggak membiarkan ada sisa-sisa durian di jarinya, ccck... 

Kalau ada kesempatan mengunjungi Penang kembali,  kami pasti bakal datang di bulan Mei-Juli. Di bulan-bulan ini adalah musim panen durian, selain itu beberapa Durian Farm menyediakan jasa durian tour. Dengan mengambil paket kita bisa mencicipi beragam varietas durian premium sekaligus.  Yeah, all-y0u-can-eat buffet dengan durian sebagai menu utama. Sounds tempting?    

Sabtu, 10 Maret 2012

Kejutan Assam Laksa, Penang

Penang Assam Laksa


Perjalanan kami ke Penang beberapa waktu yang lalu mempertemukan kami dengan Assam Laksa. Laksa asal Penang ini sungguh tersohor hingga berada di urutan ke-7 dalam daftar the most delicious food versi CNN. Rasa penasaranlah yang membuat kami mencicipi seporsi Assam Laksa di pasar Air Itam, dekat Kek Lok Si temple. 

Butuh banyak kata untuk mendeskripsikan rasa Laksa ini. Ada terlalu banyak rasa, tapi seingat saya yang paling menonjol adalah asam (banget), sedikit pedas, semriwing dan beraneka rasa rempah lainnya. 

Mie yang digunakan dari bahan beras, berwarna putih, bulat dan agak besar seperti spaggetti. Teksturnyapun lembut. Kuahnya ini yang complicated. Kuah kecoklatan ini didominasi rasa asam yang kuat dari pasta asam dan buah asam. Rasa gurih dari ikan macarel bercampur dengan pedasnya irisan cabai dan daun mint yang semriwing. Rempah yang digunakanpun beragam dari serai, bunga kecombrang (bunga kantan), dan entah terlalu banyak ingredient yang tidak bisa kami identifikasi.  

Satu kata yang tepat untuk menggambarkan Assam Laksa Penang adalah: penuh kejutan dan kaya rasa. Sekalipun bukan menu favorit kami, tapi menu yang harga seporsinya RM 3.5 ini memperkaya pengalaman kuliner kami. Happy traveling & experiencing local cuisine. :) 


Pasar Air Itam
Jl. Pasar Air Itam 
(sebelum jalan masuk Kek Lok Si Temple)

 

Jumat, 09 Maret 2012

Obonk Steak & Ribs, Depok

Setelah beberapa kali ke warung steak ini baru kepikiran untuk menulis reviewnya. Perjumpaan pertama saya dengan Obonk Steak & Rib's ini sebenarnya di Solo, di dekat kost saya dulu. Rupanya Obonk Steak punya cabang di  Depok,  tepatnya di Jl. Margonda Raya dekat Hotel Bumi Wiyata. Obonk Steak & Rib's ini adalah salah satu warung steak harga mahasiswa dengan kualitas yang lumayan. 

Special Tuna BBQ Sauce
Sekalipun bukan penggemar ikan, saya mengakui kalau steak Tuna ini lumayan, dan pilihan yang baik untuk mereka yang punya masalah dengan kolesterol. Harga seporsi Rp. 21.500. Sekali coba, Steak Tuna langsung jadi favorit tante saya. 

Special Chiken BBQ Sauce, Medium-Double

Special Chiken BBQ Sauce ini gurih, empuk dan dioles dengan bumbu BBQ yang rasanya manis-asam.  Harga ukuran Medium Rp. 14.500, Large Rp. 21.500. Untuk Beef Steak, Tenderloin impor adalah rekomendasi saya. Steak Seharga Rp. 41.500 memang lebih mahal dibanding versi lokalnya, tapi harganya sembanding dengan rasa dan tingkat keempukannya.  


Spagetti + extra Cheese
Ini menu yang murah, meriah dan bersehabat. Spagetti dengan saus bolognise daging cincang seharga Rp. 10.500, tambah Rp. 2000 untuk extra cheese diatasnya. Harga yang terjangkau untuk spagetti dengan saus yang cocok dilidah saya, asam-manis bercampur gurihnya keju. 


Ketan Durian - Dorians
Beruntung di Obonk Steak cabang Margonda Depok ini ada stall  Dorians yang menjual aneka snack berbasis durian. Salah satunya adalah ketan durian yang manis-legit ini yang dijual seharga Rp. 12.500. Es Duriannya pun lumayan. Mission accomplished. :) 


Obonk Steak & Rib's
Jl Margonda, Depok
Jam Buka 10.00-22.00



Kamis, 08 Maret 2012

Experiencing Tidung Island

Snorkeling @Pulau Air
Bulan Mei 2011 lalu kami menyeberang ke Pulau Tidung, pulau terbesar di gugusan Kepulauan Seribu. Tidung terdiri atas dua pulau, Tidung Besar dan Tidung Kecil yang dihubungkan oleh sebuah jembatan kayu. Pulau ini mulanya adalah pulau berpenduduk yang perlahan bertransformasi menjadi sebuah destinasi wisata.  Banyaknya tawaran paket wisata murah menjadikan Tidung jadi populer sebagai "short escape" bagi masyarakat Jabodetabek yang jenuh dalam kepungan hutan beton.

Muara Angke pagi itu..
Saya tidak bisa melupakan aroma Pelabuhan Muara Angke pagi itu. Hujan membuat jalan masuk pelabuhan terendam banjir setinggi lutut. Kami masuk menggunakan taxi, sementara ada pula yang menerobos "kubangan" ini dengan bantuan becak. Bau busuk dan amis menembus scraf yang menutup hidung saya, Panda juga nampak menahan nafas sambil mengernyitkan dahi. 

Sungguh opening yang mengerikan untuk sebuah perjalanan.  Beruntung mulai Januari 2012 Pelabuhan baru Muara Angke di Jakarta Utara sudah beroperasi. Semoga dengan beroperasinya pelabuhan baru, adegan-adegan tidak menyenangkan ini bisa dilewati. 


Floating rubbish
Kapal yang mengantar kami ke Tidung adalah kapal nelayan yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan life jackets. Tak ada kursi, para penumpang duduk selonjor di lambung kapal. Ayunan ombak membuat Panda pucat dan terlihat menahan mual. Saya dan kawan-kawan terbius  obat anti mabuk, kartu Uno yang sudah repot-repot dibawapun nganggur. Tiga jam kemudian kami bersandar di dermaga Pulau Tidung, sayangnya dihiasi sampah yang mengapung.


Snorkling Setelah sedikit rehat dan makan siang, kami tiba pada highlight hari pertama: Snorkeling! Karena cuma ber-6 kami mestinya cuma bisa snorkeling di pulau Tidung kecil. Karena digabung dengan rombongan dari sebuah company, kami bisa ikutan snorkling di pulau Air.  
 


Snorkling team
Snorkling Patners

Ini pertama kalinya saya dan Panda snorkeling bareng. Kondisi air cukup tenang dan terumbu karang sudah nampak kurang dari kedalaman 3 meter. Kondisi terumbu karang di Pulau Air cukup baik meski tidak terlalu istimewa. Sayang tidak lama kemudian gerimis datang.
Feeding Fish

Ilmu yang saya ketika di Bali: roti akan menarik perhatian para ikan. Bawa roti tawar yang dibungkus plastik, berikan serpihan roti ketika snorkeling seketika kerumunan ikan akan mengerubuti kita. Errr, tapi jangan lupa bawa balik wadah plastiknya.   
Coral

Jembatan Cinta
Jembatan Cinta
Bulu Babi
Tidung View

Paket Wisata Tidung
Harga
Rp. 365.000/pax (2D/1N)
Include
Kapal Muara Angke - Tidung PP, 
Homestay AC, 
Meals 3x, Free Aqua,  BBQ set
Local Guide
Sepeda, Snorkeling Equipment & Boat,  
Sunrise & Sunset Hunting, Trekking to Tidung Kecil